Pengelompokkan
Sistem Dispersi
Pada dasarnya campuran
koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk campuran itu sudah
menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh
sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul.
Namun karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit
dikenali lagi.
Apabila suatu zat
dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari
suatu zat ke dalam zat lain yang disebut sistem dispersi atau campuran. Zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan
untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: susu bubuk dimasukkan
ke dalam air hangat membentuk sistem dispersi, air sebagai medium pendispersi,
dan susu bubuk sebagai zat terdispersi. (Analogikan dengan larutan, ada zat terlarut dan medium pelarut)
Berdasarkan ukuran
partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi,
koloid, dan larutan.
1. Suspensi
Suspensi merupakan sistem
dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif besar terbesar merata di dalam
medium pendispersinya. Pada umumnya, sistem dispersi merupakan campuran yang
heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi tersebut,
partikel-partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan
mata.
Suspensi merupakan sistem
dispersi yang tidak stabil sehingga jika tidak diaduk terus-menerus akan
mengendap akibat gaya garvitasi bumi. Cepat lambatnya sespensi mengendap
tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel zat dispersi. Semakin besar
ukuran partikel zat terdispersi, semakin cepat terjadinya proses pengendapan.
Untuk memisahkan suspensi, dapat dilakukan dengan proses penyaringan
(filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya besar, zat-zat yang terdispersi akan
tertinggal di kertas saring.
Endapan hasil reaksi berupa
suspensi yang ukurannya sangat kecil sukar terpisah. Untuk mempercepat
pemisahahn, dapat dilakukan sentrifugasi
dengan menggunakan alat sentrifugasi (alat pemutar dengan kecepatan tinggi).
2. Larutan
Larutan merupakan sistem
dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat
dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdisperdi,
walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop
ultra).
Tingkatan ukuran partikellarutan
adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan campuran yang homogen
dan sukar dipisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.
Oleh karena ukuran partikel zat
terdispersi denagn medium pendispersinya hampir sama, sifat zat pendispersi
dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Sebagai
contoh, jika dalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku di bawah 0oC.
Semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin besar penurunan titik bekunya.
Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan sifat-sifat larutan.
3. koloid
Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti
“lem”. Istilah koloid pertama kali
diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap
gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami difusi.. padahal,
umumnya kristal mudah mengalami difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin
ini juga disebut dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem
dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih
kecil daripada suspensi.
Pada umumnya, koloid mempunyai
ukuran partikel antara 1 nm sampai dengan 100 nm. Beberapa koloid tampak jelas
secara fisik, misalnya santan, susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas
tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar-agar yang
masih cair. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak
dapat diamati dengan mata, tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat
pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).
Tweet
0 komentar:
Posting Komentar