Pengelompokkan Sistem Dispersi

| Sabtu, 06 Juni 2015


Pengelompokkan Sistem Dispersi

Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul. Namun karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi.

Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut sistem dispersi atau campuran. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: susu bubuk dimasukkan ke dalam air hangat membentuk sistem dispersi, air sebagai medium pendispersi, dan susu bubuk sebagai zat terdispersi. (Analogikan dengan larutan, ada zat terlarut dan medium pelarut)

Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid, dan larutan.

1. Suspensi
      Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif besar terbesar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya, sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi tersebut, partikel-partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata.
      
 Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak stabil sehingga jika tidak diaduk terus-menerus akan mengendap akibat gaya garvitasi bumi. Cepat lambatnya sespensi mengendap tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel zat dispersi. Semakin besar ukuran partikel zat terdispersi, semakin cepat terjadinya proses pengendapan. Untuk memisahkan suspensi, dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya besar, zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring.
      
 Endapan hasil reaksi berupa suspensi yang ukurannya sangat kecil sukar terpisah. Untuk mempercepat pemisahahn, dapat dilakukan  sentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi (alat pemutar dengan kecepatan tinggi).

2. Larutan
      Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdisperdi, walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).

      Tingkatan ukuran partikellarutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan campuran yang homogen dan sukar dipisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.

      Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi denagn medium pendispersinya hampir sama, sifat zat pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Sebagai contoh, jika dalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku di bawah 0oC. Semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin besar penurunan titik bekunya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan sifat-sifat larutan.

3. koloid
      Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami difusi.. padahal, umumnya kristal mudah mengalami difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini juga disebut dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi.

      Pada umumnya, koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm sampai dengan 100 nm. Beberapa koloid tampak jelas secara fisik, misalnya santan, susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar-agar yang masih cair. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata, tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲